JUDI SRTA TIPU-TIPU BUAT WISATAWAN CHINA KHAWATIR KE TAHILAN ORANG RI PULA JADI KORBAN

Judi online, perdagangan organ manusia, serta penipuan skala internasional di Thailand membuat wisatawan Cina enggan liburan ke negara gajah putih. Warnanya, terdapat pula sejoli pengantin dari Indonesia pula jadi korban.

Dikumpulkan detikTravel, Jumat (10/11/2023), Thailand dikira tidak nyaman oleh banyak wisatawan Cina. Itu berkaitan dengan suatu film Nomor More Bets yang hits di Cina pada Agustus 2023.

Film itu menggambarkan seseorang model serta programmer asal Cina yang terpikat oleh janji pekerjaan bergaji besar di suatu pusat penipuan di negeri Asia Tenggara yang tidak disebutkan namanya. Dia dituntut bekerja semacam budak.

Nomor More Bets timbul sehabis terdapatnya laporan tentang ribuan orang yang terjebak di pusat- pusat penipuan di Kamboja serta di selama perbatasan Thailand, Myanmar, serta Laos 2 sampai 3 tahun terakhir. Nah, mayoritas korbannya merupakan masyarakat Cina.

Media sosial di Cina pula muat kisah-kisah seram tentang penyiksaan serta pelecehan yang dirasakan oleh korban yang sukses melarikan diri.

Abby, seseorang mahasiswa Cina di Thailand yang sering membuat vlog di media sosial tentang tempat- tempat yang diprediksi beresiko itu, semacam 76 Garage, memandang pergantian evaluasi wisatawan Cina terhadap Thailand lewat komentar-komentar di TikTok-nya.

Kata ia, saat ini orang-orang Cina takut para pelayan yang bertelanjang dada di kolam renang di 76 Garage cumalah kedok. Mereka waswas aksi pelayan itu cumalah tipu muslihat buat membuat wisatawan yang lugu ingin menyerahkan ginjal mereka.

“Orang-orang hendak bertanya kepada aku, apakah Kamu melaksanakan penipuan pengambilan ginjal? Apakah Kamu orang yang mengirim orang dari Thailand ke Myanmar?” tanya netizen.

Dikutip BBC Indonesia pada Juli 2023, sejoli pengantin baru asal Jakarta terperangkap di penampungan spesial Thailand serta belum dapat kembali ke Indonesia sepanjang berbulan-bulan. Mereka jadi korban perdagangan orang.

Mereka dituntut menghabiskan masa bulan madu selaku penipu online di dasar tekanan serta ancaman penyiksaan sindikat perdagangan orang di Myanmar, sehabis dijerumuskan sahabat sendiri.

5 hari sehabis perkawinan, David serta Joy yang bersama berumur akhir 20-an tahun, memutuskan terbang dari Jakarta ke Thailand buat menerima tawaran pekerjaan di suatu industri investasi. David mengaku dijanjikan pendapatan dekat Rp 17 juta per bulan serta Joy dekat Rp 25 juta per bulan.

Pendek cerita, David serta Joy datang di Lapangan terbang Suvarnabhumi, Bangkok. Mereka tidak cuma berdua sebab terdapat 2 rekan lagi dari Indonesia yang menemukan tawaran seragam buat bekerja di industri yang sama.

Namun, bukan duit bulanan yang didapatkan, mereka malah diselundupkan ke Myanmar sehabis ekspedisi darat dekat 12 jam lewat Thailand utara. Keesokan harinya, David serta Joy langsung bekerja sepanjang 18 jam, mulai jam 09: 30 malam sampai jam 04: 00 sore, tiap hari.

Di industri ini, David serta Joy pula berjumpa dengan 2 WNI lain sehingga totalnya 6 orang. Regu mereka bekerja selaku penipu online ataupun biasa diucap” cyber scammer”.

Kerjanya menarik korban lewat asmara di media sosial. Sehabis terbuai asmara serta terjerat tipu energi, setelah itu regu ini menghabiskan habis duit dari korbannya lewat investasi bodong.

Suasana itu membuat para pimpinan negeri Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Filipina, Singapore, Thailand serta Vietnam buat awal kalinya menyuarakan komitmen bersama memberantas kejahatan perdagangan orang, spesialnya korban yang dipekerjakan selaku penipu siber. Komitmen itu digalang dalam pertemuan puncak ASEAN di Indonesia, 10 Mei kemudian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *